Tatkala genap tersobek lembar tiga waktu
Badai menerbang debu hingga mengulir
Hingga sesak rongga awan sebrang menghirup getir
Sontak isak bibir manis awan meluap hebat-hebatan
Berpilu debu bersesalan kepiluan awan
Bersama menginsafi seggala
Bahwa debu di muka awan melainkan noda
Semata noktah, bercak dan cela
Namun
Dari sudut gubuk terasing
Pada rimbun bulan yang sedang separuh
Diantara daun-daun yang semakin merapuh
Serentak maaf meniup hening
Tatkala awan lelah dan hendak berpaling
Dari pelataran yang sedang kubimbing
Untuk berteduh ketika terik sementara bergeming
Hanya selain tiada
Berharap awan memaaf debu
Yang telah memucat raut kujur seluruh
Namun hanya dapat mencita fajar
Mengucur kesucian embun
Agar tersambut senyum ufuk yang terbangun
Supaya tersibak elok memutih
Pada awan sebrang terkasih
Butiran debu
![]() |
Manteb kang pusisi2nya..
BalasHapusnumpang lewat dan salam kenal..
*sruput kopi*
Tulisan yang menarik
BalasHapusSaya ngajak anda gabung di Tanyain.com
Disana anda bisa buat tulisan menarik, promosikan blog, dan berteman dengan sesama pengguna :)