Aku dan Jiwaku.

Mari jiwaku, marilah..
Mari kita tempuh jalan lurus depan itu,
Tinggal separuh saja, hanya separuh..
Mungkin malah tak sampai separuh.
Jadi, biarkan saja darah menyucur luka itu.
Biarkan, jangan kau usap dengan air matamu.
Nanti kita basuh disana saja.
Sebab, air matamu tak akan cukup untuk membasuhnya.

Mari jiwaku, marilah..
Mari kita usung rosok-rosok derita ini, semuanya.
Ikat yang kuat di punggungku,
Supaya jangan ada yang tercicir,
Yang akan menutup bekas tapak-tapak di jalan kita.
Lalu, biarkan saja bekas-bekas kaki itu,
Biarkan, biarkan saja begitu.
Nanti, gerombolan orang belakang itu.. biar menemu.
Agar juga menapak kaki mereka dijalan sama.

Mari jiwaku, marilah..
Mari kita terjang duri-duri di depan itu,
Mungkin perih jika tertusuk. tapi,
Perihnya hanya sekejap saja,
Hanya sekejap.
Jadi, biarkan saja perih itu.
Biarkan, biarkan saja begitu.
Jangan kerutkan keningmu,
Jangan hembuskan rintihan bibirmu.

Mari jiwaku, marilah..
Mari kita tempuh jalan ini lagi.
Tinggal selangkah saja, hanya selangkah.
Mungkin malah tak sampai selangkah.
Jadi, biarkan saja dahaga lapar itu.
Biarkan, biarkan saja begitu.
Jangan didengarkan,
Itu hanya bisikan kerakusan binatang-binatang.
Yang hanya akan melumat semua harapan-harapan kita.

Disana jiwaku,
disanalah arah dari segala tujuan,
dan tujuan dari semua jalan.
Yang lurus,
Yang hakiki,
Dan yang pasti.
Disanalah jiwaku, disana..
Disanalah tempat kembali Kita, Meraka, dan Semua.
Disanalah..
Di Sisi Illahi Robbi..